2.) 1. Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)

2.Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

3.Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)

4.Ikan Bawal (Colossoma macropomum)

3.) 1.Usaha perikanan budidaya/aquakultur
Yaitu suatu kegiatan usaha yang bertujuan untuk memproduksi ikan dalam
suatu wadah pemeliharaan yang dikontrol dan berorientasi kepada suatu
keuntungan. Misalnya budidaya ikan lele, ikan nila, ikan gurami, ikan
patin dan lain sebagainya. Usaha ini biasa dilakukan dalam bentuk
tambak-tambak, kolam-kolam atau empang-empang yang diatur sedemikian
rupa sehingga memiliki kondisi sempurna untuk mengembangkan sumber daya
yang dibiakkan di sana. 2.Usaha perikanan pengolahan
Yaitu suatu kegiatan usaha dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah yang dimiliki oleh suatu produk perikanan. Selain itu, usaha perikanan pengolahan ini juga bertujuan sebagai pendekatan produk perikanan terhadap pasar dengan harapan agar dapat diterima oleh konsumen secara luas dan menyeluruh. Misalnya saja dalam pembuatan nugget ikan, kerupuk ikan, bakso ikan, dan usaha-usaha sejenis lainnya.
3.Usaha tangkap ikan
Usaha satu ini adalah suatu kegiatan usaha yang terfokus dalam produksi ikan dengan jalan menangkap ikan yang berasal dari perairan darat maupun perairan laut. Misalnya saja usaha penangkapan ikan tuna, ikan bawal laut, ikan sarden, dan jenis ikan lainnya. Usaha ini dilakukan dengan kapal-kapal yang dilengkapi perlatan khusus untuk menangkap hasil laut yang dituju guna mendapatkan hasil optimal. Sempat metode ini mendapatkan banyak sorotan karena tidak sedikit usaha ini menyebabkan kerusakan alam karena penangkapan dengan metode yang tidak bertanggung jawab. Namun sekarang sudah dipertegas dengan undang-undang.
Usaha satu ini adalah suatu kegiatan usaha yang terfokus dalam produksi ikan dengan jalan menangkap ikan yang berasal dari perairan darat maupun perairan laut. Misalnya saja usaha penangkapan ikan tuna, ikan bawal laut, ikan sarden, dan jenis ikan lainnya. Usaha ini dilakukan dengan kapal-kapal yang dilengkapi perlatan khusus untuk menangkap hasil laut yang dituju guna mendapatkan hasil optimal. Sempat metode ini mendapatkan banyak sorotan karena tidak sedikit usaha ini menyebabkan kerusakan alam karena penangkapan dengan metode yang tidak bertanggung jawab. Namun sekarang sudah dipertegas dengan undang-undang.
4.) a.Desain dan kontruksi kolam
Desain kolam bisa berbentuk persegi, persegi panjang, lingkaran,
trapesium, segitiga bahkan bentuk tidak beraturan. Hal tersebut
disesuikan dengan kondisi lahan dan lokasi. Bentuk kolam yang umum
digunakan adalah persegi dan persegi panjang.
b.Desain dan kontruksi bak
Desain dan kontruksi bak pada dasarnya hampir sama dengan kolam. Desain
dan kontruksi bak terpal/ plastik banyak digunakan dalam kegiatan
budidaya ikan konsumsi. Hal ini dilakukan untuk menyiasati lahan yang
terbatas dan kemudahan dalam proses pemeliharaan ikan konsumsi. Desain
dan kontruksi bak terpal/plastik disesuaikan dengan beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu :
- Jenis ikan konsumsi yang akan dibudidayakan
- Tahapan budidaya pembenihan atau pembesaran.
- Keseimbangan antara volume air dan penyanggabak harus kuat.
- Dasar peletakan untuk bak terpal/plastik harus rata agar tidak mudah bocor. Hal ini bisa dilakukan dengan meratakan tanah terlebih dahulu kemudian diberikan sekam.
- Ukuran bak disesuikan dengan ketersedian lahan
- Distribusi air dan pengeluaran limbah produksi
- Adanya jalur panen dan akses pengelolaan ikan
Bentuk akuarium yang biasa digunakan adalah bentuk segi empat,
trapezium, segi enam, segi delapan, elips dan botol. Setelah mengetahui
bentuknya hal yang perlu diperhatikan adalah ukuran ketebalan kaca
berkisar antara 3 mm – 16 mm. Ukuran ketebalan kaca untuk dasar akuarium
sebaiknya ditambah 1-2 mm. Semakin besar ukuran akuarium maka semakin
tebal ukuran kaca.
d.Desain dan kontruksi jaring apung/ keramba jaring apung
Konstruksi wadah jaring apung terdiri dari dua bagian yaitu kerangka dan
kantong jaring. Kerangka berfungsi sebagai tempat pemasangan kantong
jaring dan tempat lalu lalang orang memberi pakan dan panen. Kantong
jaring apung merupakan tempat pemeliharaan ikan.
5.) 1.Persiapan sarana dan prasarana (media
pemijahan indukan)
Dalam pemijahan
indukan ikan, langkah utama yang harus dilakukan adalah persiapan kolam. Kolam
yang digunakan dapat terbuat dari terpal, fiberglass, kolam semi permanen, dan
permanen (tembok bersemen). Pastikan kolam yang akan digunakan bersih agar
anakan ikan yang baru menetas tidak terkontaminasi penyakit.
· Persiapan Sarana
dan Prasaran
· Pemeliharaan Induk
· Pemijahan Induk
· Penetasan Telur
· Pemeliharaan Larva
dan Benih
2.Pemeliharaan induk
Pemeliharaan induk
bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel telur dan sperma).
Penumbuhan dan pematangan dapat dipacu dengan pendekatan pengendalian kondisi
lingkungan, pakan berkualitas, dan hormonal. Pada pendekatan lingkungan, media
hidup dibuat seoptimal mungkin sehingga nafsu makan ikan meningkat di dalam
wadah pemeliharaan.
Ciri-ciri induk
lele siap memijah adalah calon induk jantan dan betina terlihat mulai
berpasang-pasangan dan kejar-kejaran.
a) Ciri-ciri induk
lele jantan
(1) Kepalanya lebih kecil dari pada kepala induk lele betina.
(2) Warna kulit dada agak tua jika dibanding kan dengan kulit dada induk lele
betina. a. Kolam terpal persegi b. Kolam terpal lingkaran c. Kolam alami
(3) Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang,
terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
(4) Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress).
(5) Perutnya lebih langsing dan kenyal jika dibandingkan dengan perut induk
lele betina.
(6) Kulit lebih halus dibandingkan dengan kulit induk lele betina.
b) Ciri-ciri induk
lele betina
(1) Kepalanya lebih besar dibandingkan dengan kepala induk lele jantan.
(2) Warna kulit dada agak terang.
(3) Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna
kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus.
(4) Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
(5) Perutnya lebih besar dan lunak.
c) Syarat induk
lele yang baik:
(1) Kulit induk lele betina lebih kasar dibandingkan dengan kulit induk lele
jantan.
(2) Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil
supaya terbiasa hidup di kolam.
(3) Berat badannya berkisar antara 100-200 g, bergantung pada kesuburan badan
dengan ukuran panjang 20-25 cm.
(4) Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan
lincah.
(5) Umur induk jantan >7 bulan, sedangkan induk betina berumur >1
tahun.
(6) Frekuensi pemijahan bisa satu bulan sekali, dan sepanjang hidupnya bisa
memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung protein
yang cukup.
3.Pemijahan/pembenihan
Pemijahan/pembenihan
adalah prosespembuahan telur oleh sperma. Telur dihasilkan oleh induk betina
dan sperma dihasilkan oleh induk jantan. Induk betina yang telah matang gonad
berarti siap melakukan pemijahan. Proses pemijahan/pembenihan dapat berlangsung
secara alami dan buatan.
a) Pembenihan alami
Pembenihan alami
dilakukan dengan cara menyiapkan induk betina sebanyak 2 kali jumlah sarang
yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang atau satu pasang per
sarang. Tata caranya sebagai berikut:
(1) Induk ikan diberi makanan yang mengandung protein tingggi setiap hari
Cacing Tubifex, ikan rucah, dengan dosis 2-3% dari berat total induk pellet dan
semacamnya ikan yang ditebar.
(2) Induk ikan dibiarkan selama 10 hari.
(3) Air kolam dinaikkan 10-15 cm di atas lubang sarang peneluran atau
kedalaman air dalam sarang sekitar 20-25 cm.
(4) Induk ikan dibiarkan selama 10 hari dan tidak perlu diberi pakan.
(5) Induk ikan akan memijah dan bertelur.
(6) Telur akan menetas di sarang setelah 24 jam dan benih ikan akan hidup
bergerombol.
(7) Pindahkan ke kolam Benih ikan dikeluarkan dari sarang. pendederan.
(8) Benih siap dipasarkan.
b) Pembenihan
buatan
Induk dimasukkan ke
kolam pemijahan. Induk ikan diberi makanan yang mengandung protein tingggi
setiap hari dengan dosis 2-3% dari berat total induk ikan yang ditebar.
Ikan diberi larutan
ovaprim untuk mempercepat kematangan gonad induk jantan dan betina. Induk ikan
dimasukkan kembali ke kolam pemijahan dan dibiarkan selama 1-12 jam.
Cacing Tubifex,
ikan rucah, pellet dan semacamnya Induk betina disuntikkan ovaprim sebanyak 0,6
ml/kg berat tubuh,
Induk jantan
disuntikkan ovaprim sebanyak 0,2 ml/kg berat tubuh.
· Pemijahan Alami
Pemijahan Buatan Stripping (perut induk jantan dan betina diurut)
· Sperma Sel telur
· Fertilisasi
(Pembuahan)
· Telur menetas
· Benih ikan
dikeluarkan dari sarang.
· Pindahkan ke kolam
pendederan.
· Benih siap
dipasarkan.
· Dilakukan di baskom
· Akuarium atau kolam
penetasan telur
4.Penetasan telur
Penetasan telur
bertujuan untuk mendapatkan larva. Untuk itu, telur hasil pemijahan diambil
dari bak pemijahan, kemudian diinkubasi dalam media penetasan/wadah khusus
(wadah penetasan). Wadah ini berbentuk bak, tangki, akuarium, kolam atau ember
berukuran besar.
5) Pemeliharaan larva dan benih
Pemeliharaan larva
merupakan kegiatan yang paling menentukan keberhasilan usaha pembenihan karena
sifat larva merupakan stadia paling kritis dalam siklus hidup biota budidaya,
termasuk tahapan yang cukup sulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar